aku berdiri di ujung jalan ini
menatap jauh ke rumah itu
rumah yang dulu pernah kau titipkan harapan akan bahagia
menggapai mimpi yang pernah terhenti
ku lihat
ku kenang
rumah mungil yang indah
dinding yang warna-warni
halaman penuh bunga
anak-anak kecil hilir mudir tertawa dan bernyanyi
tak terasa air mataku mengalir
tersenyum miris mengenang hari-hari disana
suasana yang hanya berwarna hitam dan abu-abu
selentingan jerit histeris dan caci maki
wajah yang layu dan kering
sangat kontras dengan keindahan penampilannya
betapa tinggi harapan itu
untuk terhempas berkeping-keping
mimpi yang hanya mimpi
menelanku ke lembah sunyi
ku lihat lagi tuk terakhir kali
membiarkan dua sungai mengalir di pipi
hingga ku rasa cukup
ku bawa kaki dan hatiku berlalu
menuju tempat baru
asa baru
dimana mimpi kan menjadi nyata
No comments:
Post a Comment